Saturday, March 20, 2021

Shading Lebih Lanjut Menggunakan Solid Brush Di Krita Android

Belajar shading menggunakan Krita Android

Apa?! tulisan tentang gambar lagi ??

Yak, betul, 

Kalian akan lihat post seperti ini sepanjang minggu!

Hahaha..

Tapi kan masih ada hubungannya dengan Android toh ya.

Jadi ga usah lebai mas


Ngomong-ngomong nih, kali ini saya ingin berbagi update tentang apa yang saya pelajari ketika mendalami struktur dan bidang wajah.

Sejauh apa?

Mari kita simak sama-sama..

Kok struktur dan bidang terus sih ?

Iya, karena ini  penting mas..

Menggambar ternyata bukan sekedar corat-coret .

Artist terkenal sekalipun, walau kelihatanya dia ngaco, tapi ternyata setiap goresannya itu diperhitungkan lho.

Nah, itulah yang ingin saya kuasai, mas.. apa-apa saja yang perlu diperhitungkan ketika memberi goresan.

Karena saya tidak ingin ketika saya gambar, eh malah sibuk memperbaiki setiap kesalahan yang saya buat.

Gambar itu mesti efektif, dan tau betul apa yang saya lakukan.

Makanya perlu latihan dan latihan lagi.

Dan untuk gambar kali ini, saya rasa feel nya udah mulai dapet loh.

Udah ga buta arah lagi ketika shading, terutama di bagian rambutnya.

 


Ya, sebuah lompatan lagi bagi perjalanan saya untuk jadi artis papan surfing..


Kendala dalam proses gambar ini

Ketika saya bilang udah mulai dapet feelnya, bukan berarti tidak ada kendala dalam proses ini.

Ada satu hal yang tidak masuk ke perhitungan saya ketika memilih gambar referensi.

Saat itu, ketika mulai pindah dari sketching ke pemberian local color, saya mulai berpikir tuh, ini shadingnya gimana ya ?

Soalnya saya baru sadar kalau lightning dari foto referensi saya ternyata tidak terlalu bagus untuk orang yang baru belajar struktur.

Shadownya kurang dapet.

Belum lagi ternyata proporsi bidang wajah bayi yang beda sama orang dewasa.

Transisi setiap bidangnya terlalu smooth gitu.

Dan saya sempat memang, saya salah render di awal, 

Malah jadi gambar wajah orang dewasa yang super unyu.

Haduh..

Tapi itu dia mas

Seperti yang dibilang artist terkenal lain, "Melukis itu seperti problem solving" 

Dan tadi merupakan salah satu problem yang saya alami.

Jadi, ya.. rileks aja gitu, tinggal cari solusinya..


Progress penggunaan Brush

Di artikel sebelumnya saya sempat bilang kalau saya mulai beralih dari solid brush tanpa jitter, ke solid brush + jitter opacity (flow diturunkan ke 25%).

Ini menghasilkan brush stroke yang jauh lebih halus, tapi tetap mempertahankan edge atau tepian brush supaya tetap solid.

Seperti yang dikatakan artist-artist terkenal yang saya tonton videonya di Youtube. Sebagai pemula, saya mesti menghindari penggunaan soft-edged brush.

Ini tujuannya supaya saya memahami struktur dan bidang, dan tidak asal main semprot.

Untuk menyesuaikan bentuk brush stroke nya, saya pakai eraser tool untuk sculpting.

Disinilah pentingnya kenapa harus buat shading di layer yang berbeda..


Nah, karena masih belum terlalu biasa dengan tingkah brush ini, saya agak kesulitan dalam kontrol tekanan stylus, untuk mendapatkan brush stroke dengan weight yang saya inginkan.

Alhasil, beberapa kali sempat melakukan double-stroke, dan menghasilkan brush yang overlaping dan ga enak dilihat.

Belum lagi, di beberapa area saya malah membuat shade terlalu pekat.

Nah, maka dari itu, saya juga mencoba melatih diri untuk mengontrol tekanan stylus ini.

Salah satunya menggunakan template Shading Exercise yang saya colong dari channelnya mas Angel Ganev.

ya seilisih kurang lebih 4%, ga terlalu masalah lah..
Kecuali yang block 1 di area shadow itu.

Karena ini murni main feeling, jadi ya penting banget untuk dilatih.

Harapannya sih supaya bisa di luar kepala, sehingga mempercepat proses gambar.

Intinya masih harus banyak belajar lagi dah 😅😅

Artikel Terkait

0 komentar:

Post a Comment